Khutbah Jum’at: Iman, Imun Terbaik Di Tengah Pandemi

Materi Khutbah Jum’at
Iman, Imun Terbaik di Tengah Pandemi
Oleh: Ustadz Mas’ud Izzul Mujahid, Lc
إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
{ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ }
(آل عمران: 102) .
{ يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا }
(النساء: 1).
{ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا }
(الأحزاب: 70، 71).
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Kesehatan adalah diantara nikmat Allah ﷻ yang paling agung. Kesehatan merupakan kenikmatan yang diakui setiap orang, memiliki nilai yang besar. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyebutkan hal ini dengan sabdanya:
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman pada keluarganya, dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya.” (HR. Ibnu Majah, no: 4141; dan lain-lain; dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih Al-Jami’ush Shaghir, no: 5918)
Di tengah wabah pandemi ini, kita semakin tahu begitu besarnya kenikmatan sehat. Dan mahalnya nilai kesehatan. Oleh karena Islam, melihat kesehatan adalah nikmat terbesar setelah nikmat Iman dan Islam.
Rasulullah ﷺ bersabda;
لاَ بَأْسَ بِالْغِنَى لِمَنِ اتَّقَى، وَالصِّحَّةُ لِمَنِ اتَّقَى خَيْرٌ مِنَ الْغِنَى، وَطِيبُ النَّفْسِ مِنَ النِّعَم»ِ صحيح – رواه ابن ماجه.
“ Kaya bagi orang yang bertakwa itu baik (tidak masalah). Namun, kesehatan bagi orang yang bertakwa lebih baik bagi orang yang bertakwa daripa kaya. Dan ketenangan jiwa itu bagian dari kenikmatan.” (HR. Abu Dawud)
Beliau juga menjelaskan bahwa diantara do’a yang paling utama adalah do’a meminta kesehatan. Beliau bersabda,
ما من دعوةٍ يدعو بها العبدُ أفضلُ من اللَّهمَّ إنِّي أسألُك المعافاةَ في الدُّنيا والآخرةِ
“Tidak ada do’a yang lebih utama yang dipanjatkan oleh seorang hamba melebihi keutamaan do’a, – اللَّهمَّ إنِّي أسألُك المعافاةَ في الدُّنيا والآخرةِ – Ya Allah aku memohon kepada-Mu kesehatan/keselamatan di dunia dan di akherat kelak.” (HR. Ibnu Majah –shahih-)
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Saudara-saudara se-iman, hari ini ujian kesehatan luar biasa. Namun kita sebagai insan beriman memiliki keyakinan teguh bahwa kesehatan dan kesembuhan semuanya milik Allah ﷻ.
Agar kita tidak terlalu was-was, apalagi depresi, di tengah wabah pandemi ini, dan juga tidak terlalu meremehkan kondisi serta bahaya yang mengancam jiwa, berikut ini kita jelaskan prinsip-prinsip Islam terkait wabah dan penyakit. Termasuk Corona:
Pertama: Bahwa semua yang berada di alam semesta ini, termasuk virus corona, sakit, sembuh, hidup-mati, tunduk dibawah aturan Allah ﷻ. Tidak akan terjadi tanpa izin dan kehendak dari Allah ﷻ.
أَفَغَيرَ دينِ اللَّهِ يَبغونَ وَلَهُ أَسلَمَ مَن فِي السَّماواتِ وَالأَرضِ طَوعًا وَكَرهًا وَإِلَيهِ يُرجَعونَ
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan” (Qs. Ali Imron: 83)
Kedua: Semua takdir Allah ﷻ pasti baik. Maka, seorang muslim wajib berhusnudzon kepada Allah ﷻ apapun kondisi yang dia hadapi. Dengan husnudzon kepada Allah ﷻ, semua urusan kita akan dimudahkan.
Allah ﷻ berfirman;
يُريدُ اللَّهُ بِكُمُ اليُسرَ وَلا يُريدُ بِكُمُ العُسرَ
“Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, Allah ﷻ tidak menghendaki kesulitan bagi kalian.” (Qs. Al-Baqarah: 185)
Allah ﷻ berfirman dalam hadits Qudsi;
أنا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بي، وأنا معهُ إذا ذَكَرَنِي، فإنْ ذَكَرَنِي في نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي، وإنْ ذَكَرَنِي في مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ في مَلَإٍ خَيْرٍ منهمْ،
“Aku (Allah) tergantung prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku bersamanya, jika dia mengingat-Ku (berdzikir). Jika dia mengingat-Ku di saat sendirian, maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Dan jika ia mengingat-Ku di hadapan banyak orang, maka Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik dari itu.” (HR. Bukhari)
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Ketiga: Semua musibah, bencana, ujian, termasuk penyakit yang mewabah, semuanya karena ulah manusia. Dan Allah ﷻ menurunkan itu sebagai adzab bagi pelaku kemaksiatan, dan pelajaran hidup bagi orang-orang yang beriman.
Allah ﷻ berfirman,
﴿ظَهَرَ الفَسادُ فِي البَرِّ وَالبَحرِ بِما كَسَبَت أَيدِي النّاسِ لِيُذيقَهُم بَعضَ الَّذي عَمِلوا لَعَلَّهُم يَرجِعونَ﴾
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Qs. Ar-Ruum: 41)
Keempat: Wabah Tho’un dan Penyakit yang mematikan lainnya seringkali disebabkan oleh maksiat kelamin (fahisyah). Maka solusinya adalah bertaubat kepada Allah ﷻ, dan menjauhkan diri serta masyarakat dari kemaksiatan ini.
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا.
“Tidaklah nampak fahisyah (zina dan sejenisnya) di suatu kaum, sehingga dilakukan secara terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah-tengah mereka tha’un (wabah) dan penyakit-penyakit yang tidak pernah menjangkiti generasi sebelumnya,” (HR. Ibn Majah)
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Kelima: Wajib memaksimalkan ikhtiyar pengobatan dan agar tetap sehat. Walaupun kesehatan dan kesembuhan dari Allah ﷻ. Dan setiap penyakit pasti ada obatnya. Sebagaimana firman-Nya:
﴿وَالَّذي هُوَ يُطعِمُني وَيَسقينِوَإِذا مَرِضتُ فَهُوَ يَشفينِ﴾
“dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. ” (Qs. Asy-Syu’ara’: 79-80)
Diriwayatkan dalam Hadits Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda:
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ
“Semua penyakit ada obatnya. Apabila sesuai antara obat dan penyakitnya, maka (penyakit) akan sembuh dengan izin Allah ﷻ.”
Syari’at tetap mewajibkan untuk mewaspadai penyakit, semaksimal kemampuan kita. Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah ﷺ. Pada zaman khalifah Umar bin Khathab RA, beliau sudah mempraktekkan karantina wilayah.
Banyak syari’at Islam diturunkan dengan salah tujuan utamanya adalah menjaga kesehatan. Terutama terkait tentang ibadah-ibadah mahdoh dan adab. Contonya; keharusan untuk bersiwak, merapikan kumis dan memanjangkan jenggot, mencuci tangan setelah bangun tidur sebelum menyentuh makanan atau minuman. Dan lainnya.
Demikianlah khutbah pertama ini. Semoga Allah selalu memberi kita taufiq dan hidayah-Nya.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ —- اَمَّا بَعْدُ
Demikian khutbah jum’at kami sampaikan. Mudah-mudahan menjadi renungan bagi kita semuanya. Dan Semoga Allah ﷻ meningkatkan iman kita, sekaligus imun kita. Aamiin Ya Robb. Barakallah Fikum Ajmain. Marilah kita berdoa kepada Allah ﷻ;
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ، وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنْ اليَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا،
اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا، وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا، وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا، وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا، وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِيْ دِيْنِنَا، وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا، وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَناَ دِينَناَ الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِناَ وَأَصْلِحْ لنَاَ دُنْيَاناَ الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُناَ وَأَصْلِحْ لَناَ آخِرَتَناَ الَّتِيْ فِيْهَا مَعَادُناَ وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَناَ فِيْ كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لُناَ مِنْ كُلَّ شَرٍّ.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِن الخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْناَ مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْناَ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ.
اللَّهُمَّ إِنّاَ أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ. وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ.
اللَّهُمَّ إِنّاَ نَسْأَلُكَ الجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ. وَنَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِناَ خَيْرًا.
وَصَلَّ اللهم عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.