Apa itu sholat iftitah?

PERTANYAAN

Assalamualaikum Warakhmatullah wabarakatuh.

Ustadz, di masjid kampung saya, ada sebagian jamaah yang shalat dua rekaat sebelum shalat tarawih. Hanya membaca surat al-Fatihah, tanpa surat lain sesudahnya. Mereka menyebutnya dengan shalat istiftah. Benarkah ada shalat Istiftah? Dan benarkah pula tata caranya demikian? (Muhammad – Solo)

 

JAWABAN

الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ

Qiyam Ramadhan atau yang selanjutnya dikenal dengan Shalat Tarawih dikerjakan oleh Rasulullah ﷺ dengan sangat baik. Ummul Mukminin ‘Aisyah RA menuturkan, “Shalat malam Rasulullah ﷺ baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan tidak pernah lebih dari 11 rekaat. Beliau mengerjakan shalat empat rekaat—jangan kamu tanyakan tentang bagus dan panjangnya, kemudian beliau mengerjakan shalat empat rekaat—jangan kamu tanyakan bagus dan panjangnya, dan kemudian beliau mengerjakan shalat tiga rekaat.” (HR. al-Bukhari)

Dalam riwayat lain, juga dari Ummul Mukminin ‘Aisyah RA, Imam Muslim meriwayatkan bahwa apabila Rasulullah ﷺ bangun untuk hendak melaksanakan Qiyamullail, beliau memulainya dengan dua rekaat yang ringan.

Sedangkan dari Abu Hurayrah RA Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنَ اللَّيْلِ فَلْيَفْتَتِحْ صَلاَتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ

Apabila salah seorang dari kalian bangun shalat malam, hendaklah ia memulai shalat malamnya dengan dua rekaat yang ringan.”

Semua hadits di atas mengisyaratkan bahwa jumlah rekaat shalat malam Rasulullah ﷺ adalah 2 rekaat ringan/pendek, 8 rekaat panjang, dan 3 rekaat shalat Witir.

Tentang pelaksanaan shalat 2 rekaat ringan, Syaikh Muhammad al-Mukhtar asy-Syanqithiy menerangkan, hendaklah orang yang melaksanakannya tidak memperpanjang bacaan setelah al-Fatihah.

Adanya sebagian kaum muslimin yang mengerjakan 2 rekaat ringan tanpa membaca surat lain atau ayat lain sesudah al-Fatihah kiranya disebabkan dua hal. Pertama, karena mereka terbiasa mengerjakan shalat malam atau Tarawih yang pendek, sehingga shalat yang lebih pendek adalah shalat dengan hanya membaca al-Fatihah.

Adapun gambaran panjangnya shalat Rasulullah ﷺ, Imam Muslim meriwayatkan dari Hudzaifah bin Yaman RA, bahwa ia pernah mengerjakan shalat malam bersama Rasulullah ﷺ. Pada rekaat pertama, setelah membaca surat al-Fatihah Rasulullah ﷺ membaca surat al-Baqarah, Ali ‘Imran, dan an-Nisa`. Ibnu Hajar al-‘Asqalani memperkirakan, diperlukan waktu dua jam untuk menyelesaikan satu rekaat. Oleh sebab itu, sangat mungkin Rasulullah ﷺ tidak tidur semalaman dan mengisinya dengan shalat malam yang tidak lebih dari 11 rekaat.

Kedua, karena mereka mengerti bahwa membaca surat lain atau ayat lain sesudah al-Fatihah hukumnya sunnah/tidak wajib. Shalat sudah sah dengannya.

Wallahu a’lam.

 

Penulis : Ust. Imtihan Asy-Syafi'i

Seorang Da’i sekaligus Murabbi, ahli fiqih, kesibukan sehari-hari beliau isi dengan mengajar dan berdakwah, beliau juga merupakan pimpinan pondok pesantren, banyak karya tulis yang telah beliau torehkan untuk islam’

Tentang Penulis

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button