Kenapa Bulan Desember, Seringkali Terjadi Bencana?

Andalus.or.id – Tentu banyak analisa dari berbagai sudut pandang ragam ilmu, kenapa musibah demi musibah sering menimpa negeri ini.

Tapi sebagai seorang muslim, kita harus melihat segala sesuatu dari sudut pandang wahyu. Bukan sekedar ilmu pengetahuan, hasil olah pikir dan akal manusia.

Artinya, ilmu pengetahuan seperti geomorfologi, geologi dan dan sejenisnya tetap menjadi alat analisa. Namun jadikan wahyu sebagai alat pertama untuk menilai dan analisa. Apapun yang terjadi. Baik musibah pada diri kita atau pada alam semesta.

Sebab bencana yang paling utama adalah Kekafiran. Kaum² sebelum kita, dihancurkan oleh Allâh SWT, karena kemaksiatan dan Kekafiran mereka.

Allâh Ta’ala Berfirman :

(كَذَّبَتۡ قَبۡلَهُمۡ قَوۡمُ نُوحࣲ وَأَصۡحَـٰبُ ٱلرَّسِّ وَثَمُودُ ۝ وَعَادࣱ وَفِرۡعَوۡنُ وَإِخۡوَ ٰ⁠نُ لُوطࣲ ۝ وَأَصۡحَـٰبُ ٱلۡأَیۡكَةِ وَقَوۡمُ تُبَّعࣲۚ كُلࣱّ كَذَّبَ ٱلرُّسُلَ فَحَقَّ وَعِیدِ)

~ Sebelum mereka, kaum Nuh, penduduk Rass dan Samud telah mendustakan (rasul-rasul), dan (demikian juga) kaum ‘Ad, kaum Fir‘aun dan kaum Lut, dan (juga) penduduk Aikah serta kaum Tubba‘. Semuanya telah mendustakan rasul-rasul maka berlakulah ancaman-Ku (atas mereka). (QS. Qaf 12-14]

Sementara di negeri ini, ada banyak kemaksiatan. Ada banyak kekafiran. Namun, kekufuran yang dirayakan rutin, dijaga oleh UU, dijaga oleh sebagian ormas Islam, bahkan sebagian ulama suu’ mencari pembenaran terhadap kekufuran tersebut adalah perayaan kelahiran anak Tuhan, Allâh.

Allâh Ta’ala murka dengan penisbatan anak kepada – Nya.

Allâh Ta’ala berfirman:

(تَكَادُ ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تُ یَتَفَطَّرۡنَ مِنۡهُ وَتَنشَقُّ ٱلۡأَرۡضُ وَتَخِرُّ ٱلۡجِبَالُ هَدًّا ۝ أَن دَعَوۡا۟ لِلرَّحۡمَـٰنِ وَلَدࣰا ۝ وَمَا یَنۢبَغِی لِلرَّحۡمَـٰنِ أَن یَتَّخِذَ وَلَدًا)

Hampir saja langit pecah, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (karena ucapan itu), karena mereka menganggap (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak. Dan tidak mungkin bagi (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak. ~ [Surat Maryam 90 – 92] ~

Mereka mensucikan para pendeta dari memiliki anak dan istri. Tetapi, dengan beraninya mereka menetapkan bahwa Allâh Ta’ala memiliki anak & istri. Yang lebih buruk lagi mereka yang mengucapkan selamat atas kelahiran anak tuhan. Maha Suci Allâh dari segala kesyirikan yang mereka lakukan.

Tidak menghormati agama lain?? Bukan itu, hanya saja umat Islam jangan sampai melibatkan diri dalam perayaan ini. Mereka merayakan, jangan menambah murka Allâh Ta’ala dengan terlibat melakukannya.

Penulis : Ust. Mas'ud Izzul Mujahid

Beliau Merupakan seorang pendakwah sekaligus penulis artikel-artikel keislaman, lulusan dari perguruan tinggi islam ternama di kota Solo, beliau habiskan waktu untuk berdakwah dan mengajar

Tentang Penulis

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button