Setan Mengintai Rumah Kita!
Setan yang berbentuk hiburan & maksiat
Andalus.or.id – Setan di era Kemajuan teknologi hari ini, Dengan mudah mereka akan menjerumuskan Anak-anak seusia TK dan SD. Sesuatu yang tidak kita jumpai sepuluh tahun lalu. Kemajuan teknologi tersebut berdampak positif satu sisi, tetapi disisi lain berdampak negatif dan merusak akhlak.
Di antara dampak negatif adalah maraknya pornografi dan kasus perzinaan. Seakan lazim dan umum, remaja usia SMP dan SMA beradegan porno, direkam dan disebarkan di dunia maya dan HP. Maraknya rekaman-rekaman porno dengan artis lokal tersebut sudah merambah hampir setiap tempat di Indonesia. Apa sebabnya? Salah satu faktor yang banyak mempengaruhi mereka adalah TV dan internet. Tanpa disadari orang tua, TV dan intenet di rumah telah menjelma menjadi setan yang merusak akhlak dan masa depan anak-anak kita.
Tumbuhkan Merasa diawasi Allah
Di antara cara untuk menangkal kerusakan akhlak adalah menumbuhkan dalam diri anak perasaan diawasi Allah. Dimanapun dan dalam kondisi apapun, Allah senantiasa melihat dan mengawasi manusia. Cara ini pula yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika mengajari Abdullah bin Abbas, kemenakannya yang saat itu usianya belum genap sepuluh tahun.
Rasulullah menasehatkan kepada Abdullah bin Abbas;
“Jagalah Allah, Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, kamu akan menjumpai Nya ada di hadapanmu. Kenalilah Dia dalam keadaan lapang, Dia akan mengenalimu di waktu sempit. Jika kamu minta, mintalah kepada Allah. Jika kamu minta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Pena telah kering terhadap semua yang ada, maka jika seluruh makhluk ingin memberimu manfaat (menolongmu) dengan sesuatu yang tidak ada dalam takdir Allah untukmu, mereka tidak akan sanggup melakukannya. Dan jika mereka ingin membahayakan dirimu dengan sesuatu yagn tidak ada dalam takdir Allah padamu, mereka tidak akan sanggup melakukannya. Ketahuilah, sesungguhnya dalam kesabaran terhadap hal yang tidak kamu sukai ada banyak sekali kebaikan. Sesungguhnya kemenangan datang bersama dengan kesabaran. Sesungguhnya solusi datang bersama dengan kesulitan. Dan sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Sebuah nasehat yang indah dan bijak ditanamkan sejak dini untuk senantiasa melaksanakan perintah Allah, mengingat Allah dalam lapang maupun sempit, dalam senang maupun susah. Hanya bergantung kepada Allah serta bersabar saat menghadapi kesulitan. Seorang anak yang dikenalkan sejak dini kewajiban dan tugasnya kepada Allah akan melekat dalam ingatannya. Itulah yang ditanamkan Rasulullah SAW kepada Abdullah bin Abbas saat itu.
Baca Juga: Aku, Teladan bagi Anak-Anakku
Berbeda dengan usia anak-anak, saat bertemu dengan Abdullah bin Umar yang usianya mendekati dewasa, Rasulullah SAW memberikan nasehat untuk senantiasa menggunakan sebaik-baik waktu yang diberikan Allah kepadanya. Rasulullah SAW menasehatinya, “Jadilah kamu di dunia ini seakan seorang yang asing (pengembara) atau penyeberang jalan.” Ibnu Umar berkata, “Jika kamu berada di sore hari, jangan menunggu hingga pagi hari. Dan jika kamu berada di pagi hari, jangan menunggu hingga sore hari. Manfaatkan sehatmu sebelum datang sakitmu dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Bukhari)
Setan Tak Pernah Berhenti Menyesatkan Manusia!
Setan tak pernah berhenti menyesatkan manusia. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menggelincirkan manusia dari jalan Allah, termasuk dalam rumah tangga. Inilah janji setan kepada Allah; “Iblis berkata: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”. (QS. Al-A’raf : 16-17).
Dari depan dengan membuat manusia ragu akan kampung akherat sehingga mereka lupa akherat. Dari belakang dengan membuat manusia cinta dunia. Dari kanan masalah agama dibuat samar, tidak jelas yang halal, haram dan syubhat. Sedangkan dari kiri dengan menghiasi manusia untuk senang berbuat maksiat.
Di antara cara mengelincirkan manusia sebagaimana disebutkan Ibnul Qoyyim Al Jauziyah dalam Madarijus Salikin adalah dengan mendorong manusia melakukan kemusyrikan, berbuat bid’ah, mengerjakan dosa-dosa besar, membiarkan dengan dosa-dosa kecil sehingga menganggap enteng dosa kecil tersebut serta melakukan amalan-amalan yang tidak banyak memberi manfaat sehingga lebih suka melakukan amalan yang tidak utama daripada amalan yang lebih utama.
Baca Juga: Melatih Kejujuran Kepada Anak
Televisi Pintu Setan di Rumah
Pintu setan menggelincirkan manusia sebagaimana diungkapkan Ibnul Qoyyim Al Jauziyah dalam Madarijus Salikin, semuanya terkumpul dalam tayangan televisi. Mulai tayangan berbau kesyirikan, khurofat dan bid’ah. Perdukunan menjadi kebanggaan. Mengumbar aurat, berpakaian hakekatnya telanjang menjadi menu harian televisi. Gelak tawa menyerempet kata-kata fahsya’ hampir selalu dijumpai setiap stasiun televisi. Belum lagi anak-anak mendapat tontonan yang tidak senonoh, percintaan, kekerasan, pencabulan, kriminal dan berbagai tayangan lainnya.
Apakah televisi harus dihindari? Nampaknya, cara ini belum bisa diterima masyarakat awam. Televisi telah menjadi gaya hidup. Namun yang perlu diperhatikan adalah memilih tayangan yang mendidik dan membangun pola pikir dan perilaku positif. Mendampingi anak saat menonton. Jangan sampai anak dibiarkan menonton sendiri dan memilih sesuai dengan keinginannya. Jika ini terjadi, hati-hati setan telah masuk dalam rumah kita, dan tanpa kita sadari setan telah berjalan pada anak dan istri kita. Mereka membentuk pola pikir dan perilaku yang lebih mendominasi sifat-sifat setan daripada karakter malaikat.
Walhasil, setan adalah musuh manusia, jadikan ia sebagai musuh. Keluarga harus diselamatkan dari pintu-pintu setan masuk. Inilah peringatan Allah, “Jagalah diri dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu”.