Ikhlas Kunci Ketenangan Hidup
Andalus.or.id – Ikhlas dalam amal shalih, baik yang wajib maupun sunnah, dikerjakan bukan karena riya. Tapi tujuan utamanya untuk mendapat pahala tau manfaat duniawi dari Allah Ta’ala.
Contohnya antara lain; shalat dhuha agar usaha bisnisnya lancar. Shalat malam agar badan menjadi sehat selalu. Atau rajin bersedekah agar dijauhkan dari kemiskinan dan dilancarkan bisnisnya.
Contoh lainnya, berbakti kepada orang tua agar anak-anaknya menjadi anak yang penurut. Atau membaca Al-Quran agar dihilangkan segala ujian.
Kebanyakan kita dididik melakukan ibadah-ibadah tersebut untuk mendapatkan untuk mendapatkan manfaat yang sifatnya dunia. Jika demikian adanya, bagaimana hukumnya dalam Islam? Masihkah mendapat pahala dan balasan setimpal di akhirat nanti?
Dr Umar Sulaiman Al-Asyqar penulis kitab Maqashid Mukallifin telah menjawabnya. Tepatnya dalam buku yang membahas tentang ragam niat manusia dalam beramal dan apa pengaruhnya dalam validasi amal tersebut.
Menurut beliau, seorang muslim tidak berdosa jika memiliki tujuan-tujuan yang sifatnya duniawi selama tidak riya. Namun, pahala yang didapat tetap lebih sedikit dibanding jika motif utama beramal demi mendapat balasan di akhirat.
Mari kita kembali membaca ayat Al-Quran yang menjadikan akhirat sebagai tujuan primer. Baru setelah itu berbicara tentang dunia.
مَنْ كَانَ يُرِيدُ ثَوَابَ الدُّنْيَا فَعِندَ اللَّـهِ ثَوَابُ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَكَانَ اللَّـهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
“Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa: 134)
Baca Juga: Hati-Hati dengan Hati
Karena itu, ketika mengerjakan amal shalih, apa saja, luruskan dulu niatnya. Setelah itu fokuskan pikiran tentang pahala Allah sebagai bentuk syukur kepada-Nya. Jika seorang muslim berhasil melakukannya, ia akan mendapat pahala berlipat-lipat. Selain itu meraih mahabbatullah atau cinta dari Allah. Ketika Allah mencintai manusia, Dia akan mencukupi kebutuhan hamba dan tidak membuatnya telantar.
Agar Akhirat Menjadi Tujuan Utama
Ketika hendak menunaikan ibadah, shalat misalnya, mari amati motif dan tujuannya. Bisa jadi muncul dorongan agar Allah segera meluluskan kita dalam ujian. Juga agar Allah menghindarkan kita dari musibah. Atau mungkin agar Allah menjaga keluarga kita dan memudahkan urusannya. Dan lain sebagainya.
Jika itu yang terjadi bacalah kalimat berikut:
اللهم انْفَعْنِيْ بِهِ فِيْ قَبْرِيْ
Ya Allah jadikan amalku ini bermanfaat ketika aku dalam kubur nanti.
Kalimat itu akan mengingatkan kita untuk membayangkan dahsyatnya kondisi di alam kubur. Dan beratnya ujiannya sering tak berbanding dengan persiapan yang sedang kita buat.
Ini hanyalah satu latihan untuk meluruskan tujuan. Karena ada urusan yang lebih besar daripada apa yang sedang kita alami di dunia. Ketika kita mampu melakukan hal ini, insyaAllah kita akan merasakan sebuah kenikmatan.