Ramadhan Berdarah, Yahudi Israel Serang Umat Islam Palestina

Andalus.or.id – Kaum Yahudi Israel kembali menyerbu Masjid Al-Aqsa untuk kedua kalinya dalam 48 jam dibulan Ramadhan tahun ini (17/4/2022). Pasukan Israel menembakkan gas air mata dan bom suara di aula Al-Qibli Masjid Al-Aqsa untuk memaksa jamaah Palestina keluar.holdbarhet nespresso kapsler
vinglas boda nova
qatar airways handgepäck gewicht
חוק רמקולים תחת כיפת השמיים
כורסא אגורה
nike tech fleece tapered joggers in blue
dámské jarni kotníkové boty tamaris
best apple watch bands for women
dežna obleka za otroke
spodnje hlače moške
Menurut laporan media setempat, saat itu, Polisi Israel menyerang hingga masuk Masjid Al Qibli di kompleks Al Aqsa, namun mendapat perlawanan dari jamaah yang berkumpul di dalam. Bukan hanya itu, warga Palestina juga menjaga pintu masuk ke Masjid Kubah Batu (Dome of the Rock) dengan ciri khas kubah emasnya.
LSM medis Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan telah merawat 27 orang yang terluka. Dikatakan pasukan Israel telah menghalangi timnya memasuki kompleks untuk merawat yang terluka.
Sementara itu, sejumlah orang Israel, yang dilindungi oleh pasukan bersenjata lengkap, menyerbu halaman masjid dalam kelompok yang berbeda selama berjam-jam setelah sebagian besar dikosongkan dari warga Palestina.
Nabil Faydi, analis politik dari Yerusalem Timur, mengatakan warga Palestina merasa khawatir Israel menginginkan pembagian Masjid Al Aqsa dengan Yahudi, seperti terjadi pada Masjid Ibrahim di Hebron.
“Masjid Al Aqsa dan Dome of the Rock adalah garis merah bagi Palestina. Israel sedang berusaha untuk memisahkan 350.000 warga Palestina yang tinggal di Yerusalem Timur dari orang-orang Palestina yang tinggal di Tepi Barat, Jalur Gaza, serta di dalam Israel. Namun peristiwa baru-baru ini membuktikan bahwa Palestina bersatu. Ini adalah masalah Masjid Al Aqsa,” ujarnya, kepada Arab News, dikutip, Minggu (17/4/2022).
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa serangan pada Jumat sebagai tes ombak dari Israel untuk mengukur sejauh mana reaksi Palestina. Namun, hasilnya penjagaan terhadap kompleks, termasuk Masjid Al Qibli dan Dome of the Rock oleh warga Pelestina cukup kuat, bahkan mereka siap mati untuk mempertahankannya.

“Tetapi apa yang terjadi di Al Aqsa menegaskan bahwa Palestina siap menebus masjid dengan nyawa mereka. Mereka tidak akan mengizinkan praktik ritual Yahudi di dalam tempat paling suci suci ketiga bagi umat Islam,” tuturnya.
Dalam laman itu juga disebutkan bahwa, Ibrahim Al Anbawi, seorang penduduk Yerusalem Timur, menggambarkan situasi Masjid Al Aqsa semakin memburuk. Kemarahan warga Palestina di Yerusalem Timur semakin menjadi setelah serangan pada Jumat.
Dia mengatakan bahwa Yordania, selaku pengelola tempat suci umat Islam di Yerusalem dan Pemerintah Otoritas Palestina di Tepi Barat, seperti tak bisa berbuat banyak merespons kesewenang-wenangan Israel.
Warga menganggap keduanya gagal melindungi tempat-tempat suci Islam. Eskalasi belum akan berakhir seiring dengan perayaan hari besar Yahudi yang bisa memakan waktu sepekan. Serangan besar-besaran dipercaya masih akan terjadi, tak hanya dilakukan polisi, tapi juga kelompk Yahudi ekstrem.
Namun setiap upaya Israel untuk merebut tanah Palestina dan Masjid Al Aqsa akan mendapat perlawanan. Di Jalur Gaza, pemimpin Hamas Ismail Haniya menegaskan komitmennya untuk mempertahankan tanah Palestina apalagi Masjid Al Aqsa.
“Pertempuran belum berakhir dan perlawanan tidak akan berhenti. Tidak ada kesepakatan gencatan senjata dengan pendudukan kriminal Israel dan mereka harus menghentikan pelanggarannya,” ujarnya.
Disatu sisi, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam serangan polisi Israel ke kompleks Masjid Al Aqsa termasuk kekerasan terhadap jemaah di dalam Masjid Al Qibli dan lapangan yang menyebabkan lebih dari 150 orang terluka dan ratusan lainnya ditangkap.
“Eskalasi berbahaya ini merupakan penghinaan terhadap perasaan seluruh umat Islam serta pelanggaran terang-terangan terhadap resolusi dan instrumen internasional,” bunyi pernyataan OKI.
OKI menyebut Israel harus bertanggung jawab penuh atas dampak dari kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan setiap hari terhadap rakyat Palestina, wilayah, dan tempat-tempat suci. Selain itu OKI juga mendesak masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, untuk melawan pelanggaran yang terus-menerus dilakukan pasukan Zionis. (*)