Persekongkolan Syiah & Komunis Dalam Memerangi Islam

Andalus.or.id – Namanya Aisyah. Sebuah nama yang indah. Nama yang diwariskan dari istri tercinta Rasulullah SAW. Umurnya baru sekitar 10 tahun. Gadis mungil dari kota Ghouta ini meronta-ronta kesakitan saat dokter membuka pakaiannya untuk melakukan pertolongan medis.

Dengan napas tersengal-sengal ia menyebut-nyebut namanya, “ana Aisyah..ana Aisyah”. Aisyah kecil ini salah satu dari korban gas kimia kiriman Rezim Asad.

Di sampingnya ada seorang anak yang kesulitan bernafas. Dokter memasukkan selang oksigen ke dalam tenggorokannya supaya ia bisa bernafas normal. Busa putih dan cairan bening tidak berhenti mengalir dari mulutnya. Napasnya tersengal-sengal, seakan-akan dicekik.

Di luar bangunan, beberapa remaja kesusahan bernafas. Beberapa sedang mengalami sakaratul maut dengan sangat memilukan. Cairan bening dan busa putih keluar dari mulut mereka, mengiringi syahadat yang terucap tersendat-sendat, pertanda maut sedang menjemput.

Cuplikan adegan dalam video yang diunggah oleh beberapa chanel YouTube oleh aktifis media Suriah di atas bukan adegan rekayasa. Melainkan kumpulan fakta yang seakan-akan tidak cukup untuk menggambarkan korban keganasan pasukan Asad. Mereka membom penduduk Gauthoh dengan gas beracun, senjata yang terlarang secara Internasional. Lebih dari 2300 muslimin meninggal seketika.

Inilah salah satu momentum kejahatan rezim Asad yang dilupakan oleh pasukan koalisi.
Kini pasukan koalisi datang untuk membantu Basyar melawan “teroris”. Datang untuk membantu teroris pembunuh rakyat untuk melawan “teroris fiktif”.

Tidak masuk akal memang, Tapi inilah logika dunia kekufuran. Akal manusia serba terbalik. Koalisi Kafir Syiah-Komunis bersatu musnahkan umat Islam Suriah.

Apa Kepentingan Koalisi?

Bagi banyak pihak, mereka menilai bahwa tujuan Iran tetap seperti semula, yaitu mendirikan imperium Persia Raya yang membentang dari Kuwait hingga Lebanon. Orang-orang Arab menyebutnya, al-Hilal Asy-Syiiy —bulan sabit Syiah.

Menurut pengamat politik Iran-Timur Tengah Prof. DR. Hamd bin Abdullah al-Luhaidan, Iran tidak pernah bergeser dari tujuan utamanya untuk mendirikan Imperium Persia Raya. Semua kekuatan dan potensi yang dimiliki dikerahkan demi mewujudkan impian ini.

Termasuk dengan menyokong kekuatan Basyar Asad, Hautsi Yaman, Syiah Bahrain-Kuwait, dan lobi-lobi hingga terbentuk pasukan koalisi empat negara Iran, Suriah, Irak dan Rusia.

Koalisi ini didukung penuh oleh Cina, Korea, Kuba, Perancis, Amerika dan Australia. Tanpa menafikan kepentingan politik-ideologi masing-masing negara di atas, Iran-lah yang memiliki kepentingan paling besar dan mendesak.

Untuk mewujudkan impiannya ini, Iran harus memiliki kendali penuh atas negara-negara yang akan digabung dalam kekuasaan imperium Persia raya kelak. Terutama, Suriah dan Irak.

Prof. DR. Hamd al-Luhaidan menjelaskan, bahwa cara yang sangat memungkinkan untuk terwujudnya ambisi Iran untuk memegang kendali penuh atas Irak dan Suriah adalah dengan melemahkan Ahlu Sunnah yang dianggap sebagai musuh abadi.

Beliau menulis, “Koalisi baru yang terdiri dari Iran, Irak, Suriah dan Rusia, terbentuk atas keinginan memerangi ISIS. Di mana keberadaan ISIS menjadi jalan bagi musuh untuk memperburuk citra Sunni dan sebagai alasan untuk menghabisi Sunni, baik di Irak ataupun di Suriah. Ini adalah batu loncatan untuk merealisasikan impian Syiah sejak tiga dekade, dan sampai sekarang masih menjadi ambisinya. Yaitu mewujudkan Imperium Persia Raya (al-Hilal asy-Syiiy).” (Makalah, Madza Waroa at-Tahaaluf)

Ada dua jalan yang ditempuh oleh Iran untuk menguasai penuh Irak dan Suriah, yaitu:

Pertama: Melemahkan ekonomi dan politik kaum Sunni di kedua negara tersebut. Sehingga mereka tersingkirkan dari panggung kekuasaan, maupun ekonomi. Mereka akan menjadi bangsa yang bisa diperbudak, dan dikendalikan dengan mudah.

Kedua: Memenjarakan, dan membunuh kaum Sunni dengan berbagai alasan, atau mengusir mereka ke luar negari dan terlunta-lunta di tenda-tenda pengungsian tanpa kepastian nasib. Dengan kondisi yang kacau ini, Iran berharap, Sunni tidak memiliki waktu dan potensi untuk melakukan perlawanan terhadap Iran, apalagi menggagalkan mega proyek imperiumnya.

Jika pandangan Prof. DR. Al-Luhaidan di atas benar, berarti apa yang dilakukan oleh Iran sekarang adalah hendak mengulangi model suksesi kekuasaan yang dilakukan pendahulunya dalam mencamplok Iran dari kekuasaan khilafah Turki Utsmaniyah.

Syah Ismail, pendiri Iran telah melakukan kejahatan yang sama di Iran. Sebelum Syah Ismail masuk ke Iran, penduduk Iran berpaham Sunni. Hampir 90% rakyat Iran beraliran Sunni. Bukan Syiah. Namun, saat Syah Ismail melucuti kekuatan Sunni; baik politik, ekonomi dan kekuatan senjata.

Sebagian sejarawan mencatat, sekitar 2 juta muslimin terbunuh di tangah Syah Ismail. Sisanya melarikan diri ke daerah-daerah pegunungan atau mengungsi keluar Iran. Dengan cara inilah, Syah Ismail memegang kendali penuh atas Iran. Semua kekuatan Sunni Iran, telah sirna.

Allah SWT telah mengingatkan makar musuh ini dalam firman-Nya:

وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.” (QS. Al-Anfal: 30)

Orang-orang kafir Quraisy melakukan tiga makar ini; menangkap dan memenjarakan, membunuh, atau mengusir Nabi Muhammad SAW.

Semua itu dalam rangka menghilangkan pengaruh Islam dan agar mereka mengendalikan Makkah secara penuh, serta menghilangkan penghalang misi-misi jahat yang mereka rencanakan.

Persis yang dilakukan oleh Iran dan Syiah lainnya terhadap Ahlu Sunnah di Irak maupun Suriah. Sudah menjadi sunnatullah bahwa makar dan kejahatan orang-orang kafir terhadap umat Islam itu senatiasa terulang, pelaku, waktu dan tempatnya saja yang berbeda.

Koalisi Dalam Pandangan Jihadis

Syaikh al-Jaulaniy memiliki pendapat yang serupa dengan Prof. DR. Al-Luhaidan. Dalam rekaman suara yang diunggah oleh al-Manaroh al-Baidho —divisi media Jabhah Nushroh- komandan al-Qaeda cabang Syam ini menjelaskan; kesimpulan sementara, ada tiga faktor yang membuat koalisi ini terbentuk dan tergesa-gesa menyerang pejuang Suriah.

Pertama: Rezim Suriah sudah kewalahan menghadapi mujahidin. Beberapa daerah basis Nushairiyah sudah jatuh di tangan mujahidin, sisanya sedang digempur habis-habisan oleh mujahidin. Sementara kekuatan Basyar tidak mampu menghadapi laju mujahidin.

Pernah Asad menawarkan para pejuang untuk membagi wilayah Suriah. Namun tawaran ini ditampik oleh para pejuang Suriah. Inilah yang membuat Asad keluar masuk Iran-Rusia untuk mengemis bantuan.

Kedua: Sementara Rusia memiliki banyak agenda, di antaranya; Rusia ingin mengembalikan kejayaan seperti masa Uni Soviet. Rusia hendak mengembalikan citranya yang telah terpuruk setelah perang Afghanistan. Saat ini adalah waktu tepat, sebab Amerika sebagai rival lama Rusia sedang mengalami krisis kepercayaan dan krisis ekonomi yang dahsyat. Sehingga ini memberi peluang kepada Rusia untuk menggeser posisi Amerika, atau minimal menyainginya.

Rusia juga hendak mengalihkan sorotan Barat terhadap perseteruannya dengan Ukrania. Khususnya untuk menutup kejahatan Rusia pada kasus penembakan pesawat Malaysia Airlines oleh Milisi Ukrania Pro-Rusia.

Milisi ini dipersenjatai oleh Rusia. Roket yang digunakan untuk menembak pesawat Malaysia yang tengah mengangkut para ilmuan medis dunia itu disuplai dari Rusia.

Ketiga: Kepentingan Iran, seperti yang disebut oleh al-Luhaidan di atas yaitu membuka jalan untuk mendirikan Imperium Persia Raya. Demi mewujudkan ambisinya ini, Iran harus menghentikan gerakan-gerakan jihad Ahlu Sunnah di Suriah-Irak. Sebab mereka adalah tembok baja yang menghalangi ambisi Syiah-Iran ini terwujud. “Adapun misi lainnya akan tersingkap di hari-hari mendatang.” Jelas Syaikh al-Jaulaniy.

Adapun alasan koalisi untuk memerangi ISIS, menurut syaikh al-Jaulaniy ini hanya lagu lama yang dimainkan Barat. Memang betul, tindakan gegabah ISIS telah membuka jalan bagi koalisi Syiah-Komunis untuk masuk ke Suriah. Mereka telah mendapatkan alasan logis di masyarakat dunia untuk membumi hanguskan revolusi berbarokah ini.

Pasalnya, tempat-tempat yang dikuasai ISIS, bukan daerah strategis bagi Rezim Nushairiyah. Selain itu, serangan-serangan koalisi Syiah-Komunis ini, lebih banyak ditujukan kepada mujahidin selain ISIS. Seperti Jaisyul Fath, Ahraru Syam, Jabhah Nushroh dan beberapa faksi jihad lainnya.

Tapi seganas apapun serangan koalisi ini, tidak akan menyurutkan perlawanan mujahidin. Dalam sebuah rekaman yang diunggah oleh al-Marosil —sayap media Jabhah Nushroh-, para pejuang Suriah bersumpah bahwa Suriah akan menjadi kuburan baru bagi tentara Rusia. Nasib mereka sama dengan pendahulunya, Uni Soviet di Afghanistan.

Syaikh Al-Muhaisini —Hafidzahullah- berkata:

“Justru koalisi ini akan menambah keimanan kaum muslimin, sebagaimana firman Allah SWT;

الَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُواْ لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ فَانقَلَبُواْ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَفَضْلٍ لَّمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُواْ رِضْوَانَ اللّهِ وَاللّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيم.

“(Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka. Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” (Qs. Ali Imron: 172-173)”

Semoga Allah menganugerahkan kemenangan kepada mujahidin Suriah dan membangkitkan rasa solidaritas umat Islam terhadap saudara mereka di Suriah. Aamiin!* (Akrom Syahid)

Tentang Penulis

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button