Meraih Pahala di Bulan Dzulhijjah

Andalus.or.id – Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang sangat istimewa. Begitu istimewanya, hingga sebagian ulama berkesimpulan bahwa 10 dzulhijjah lebih agung dari 10 akhir bulan ramadhan.

Sekirannya hadits dibawah ini menggambarkan begitu besarnya nilai bulan dzulhijjah, terkhusus 10 hari pertamanya (1-10 dzulhijjah). Rasulullah bersabda:

(مَا مِنْ أيَّامٍ العَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أحَبُّ إلى الله مِنْ هَذهِ الأيَّامِ العَشْرِ) ، فقالُوا يا رسولُ الله: ولا الجِهَادُ في سَبِيلِ الله؟ فقالَ رسولُ الله : ( ولا الجِهَادُ في سَبِيلِ الله، إلاّ رَجُلٌ خَرجَ بِنَفْسِهِ ومَالِهِ، فَلَمْ يَرْجِعْ من ذَلِكَ بِشَيْءٍ) رواه البخاري والترمذي

“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari yang sepuluh ini, (10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.”

Begitu agungnya ibadah di bulan ini, Rasulullah menghasung para sahabatnya untuk memperbanyak dzikir kepada Allah ﷻ. Sebab, balasannya akan berlipat ganda. Imam Ahmad –rahimahulla- meriwayatkan sebuah hadits dari sahabat Ibnu Umar -Radhillahu ‘Anhuma,- mengenai keutamaan ini.

(ما مِنْ أَيامٍ أَعْظَمُ عند الله، ولا أَحبُّ إِليه من العمل فيهنَّ، من هذه أَلايام العشْر، فأَكْثِروا فيهنَّ من التهليل والتكبير والتحميد) رواه أحمد

“Tidak ada hari yang paling agung di sini Allah, juga tidak ada hari yang amal sholeh lebih dicintai oleh Allah ﷻmelebihi amal sholeh pada hari-hari yang sepuluh ini. Maka perbanyaklah bertahlil –mengucapkan Lãilãha illallãh-, takbir –mengucapkan Allãhu Akbar- dan tahmid –mengucapkan alhamdulillãh-.

Imam Ibnu Rajab –ulama madzhab hambali- menulis, “Ini, menunjukkan bahwa amalan mafdhul (yang kurang utama) bila dilakukan pada waktu afdhol (yang utama) untuk beramal, maka ia akan menyaingi amalan afdhol (amalan utama) pada waktu-waktu lainnya. Amalan yang dilakukan di waktu afdhol untuk beramal akan memiliki pahala lebih. Sebab pahalanya akan dilipatgandakan.”[ Latho’if Al Ma’arif, hal. 457 dan 461]

Imam Mujahid berkata, “Amalan yang dilakukan pada sepuluh hari di awal bulan Dzulhijah akan dilipatgandakan.” [Latho’if Al Ma’arif, hal. 458]

Ada sebagian ulama mengatakan bahwa amalan pada setiap hari di awal Dzulhijah besarnya, sama dengan amalan satu tahun. Bahkan ada yang mengatakan sama dengan 1000 hari, sedangkan hari Arofah sama dengan 10.000 hari. Riwayat tentang keutamaan ini bersandar pada riwayat yang lemah. Hanya saja, hal ini tetap menunjukkan keutamaan beramal pada awal Dzulhijah berdasarkan hadits shohih seperti hadits Ibnu ‘Abbas yang disebutkan di atas.[ Lathoif Al Ma’arif, hal. 458]

Demikian agungnya sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah, atau lebih dikenal dengan al-Asyru al-Awã’il, ini, sampai Allah ﷻ bersumpah menggunakan hari yang sepuluh ini. Allah ﷻ berfirman;

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kalian semuanya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.” (QS. At Taubah: 36)

 

Ada banyak keutamaan yang ada pada bulan dzulhijjah diantaranya:

Pertama: Allah telah bersumpah dengan menggunakan hari-hari yang sepuluh ini.

Para ulama tafsir menjelaskan, setiap makhluk yang digunakan oleh Allah ﷻ untuk bersumpah, pasti memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain.

Kedua: al-Asyru al-Awã’il adalah hari penyempurnaan agama dan syari’at Islam.

Allah berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan telah Aku sempurnakan nikmat-Ku atas kalian, dan Aku telah meridhai Islam itu agama bagi kalian.” (Qs. Al Maidah: 3)

Para ulama sepakat bahwa ayat itu turun di bulan Dzulhijjah saat haji wada’ di hari Arafah.

Hal ini berdasarkan atsar dari Umar bin Al Khaththaab radhiyallaahi ‘anhu, bahwasanya seorang ulama Yahudi berkata kepada Umar, “Wahai Amiirul Mu’miniin, tahukah engkau satu ayat dalam kitab suci kalian yang kalian baca, yang jika seandainya ayat itu turun kepada kami maka kami akan jadikan hari turunnya ayat tersebut sebagai hari raya.”

Umar berkata, “Ayat apakah itu?”

Yahudi itu membacakan ayat tersebut, “Al yauma akmaltu lakum….”

Umar pun berkata, “Sungguh kami telah mengetahui di mana dan kapan ayat itu turun. Ayat itu turun pada saat Nabi sedang berada di padang Arafah di hari Jum’at.” (HR. Al Bukhari)

Ketiga: Puasa Arafah adalah di antara kekhususan umat Islam

Di dalam bulan Dzulhijjah ada sebuah hari yang sangat agung, yaitu hari Arafah. Pada hari tersebut disunnahkan bagi yang tidak sedang melaksanakan haji untuk melakukan puasa. Puasa Arafah dapat menggugurkan dosa-dosa selama dua tahun. Pahala puasa Arafah (9 Dzulhijjah) lebih afdhal daripada pahala puasa Asyura (10 Al Muharram).

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

صوم عاشوراء يكفر السنة الماضية وصوم عرفة يكفر السنتين الماضية والمستقبلة (رواه النسائي)

“Puasa Asyura dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu, dan puasa Arafah itu dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. An Nasaa’i)

Puasa Arafah termasuk keistimewaan ummat Islam, berbeda halnya dengan puasa Asyura. Oleh karena berkahnya Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, Allah melipatgandakan penghapusan dosa dalam puasa Arafah dua kali lipat lebih besar daripada puasa Asyura. Walillaahil hamd.

Keempat: Darah-darah hewan kurban ditumpahkan terbanyak di bulan Dzulhijjah

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أفضل الحج العج والثج

“Sebaik-baik pelaksanaan haji adalah yang paling banyak bertalbiyah dan yang paling banyak berhadyu (menyembelih hewan sebagai hadiah untuk fuqara’ Makkah -pen).” (HR. Abu Ya’la, An Nasaa’i, Al Haakim, dan Al Baihaqi. Syaikh Al Albaani menilai hadits ini hasan)

Bulan Dzulhijjah selain sebagai bulan haji juga disebut sebagai bulan kurban, karena banyaknya hewan kurban yang disembelih pada bulan tersebut.

Kelima: Dzulhijjah adalah bulan muktamar umat Islam tingkat dunia

Di hari Arafah, umat Islam yang datang dari seluruh penjuru dunia untuk melaksanakan haji berkumpul di padang Arafah, demi melakukan prosesi puncak pelaksanaan manasik haji, yaitu wukuf di Arafah.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الحج عرفة (رواه الجماعة)

“Haji itu (wukuf) di Arafah.” (HR. Al-Jama’ah)

Oleh karena itulah, sayang sekali jika seorang muslim tidak memanfaatkan dengan baik keutamaan di bulan Dzulhijjah ini. (Akrom Syahid)

Tentang Penulis

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button