Menuntut Keadilan Bagi Dokter Kemanusiaan

Andalus.or.id – Perjuangan menuntut keadilan untuk dokter Sunardi terus berlanjut.Di tingkat nasional, Ormas Islam Muhammadiyah, yang selalu berkomitmen memperjuangkan keadilan dan hak-hak masyarakat miskin telah bersuara. Lewat Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti, Muhammadiyah menyatakan dukungan untuk melakukan investigasi.holdbarhet nespresso kapsler
vinglas boda nova
qatar airways handgepäck gewicht
חוק רמקולים תחת כיפת השמיים
כורסא אגורה
nike tech fleece tapered joggers in blue
dámské jarni kotníkové boty tamaris
best apple watch bands for women
dežna obleka za otroke
spodnje hlače moške

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mu'ti menegaskan bahwa Almarhum Dokter Sunardi yang diduga terlibat jaringan teroris bukanlah warga Muhammadiyah.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Almarhum Dokter Sunardi yang diduga terlibat jaringan teroris bukanlah warga Muhammadiyah.

Soal dokter Sunardi. Almarhum dan keluarganya bukan warga Muhammadiyah. Meskipun demikian, tindakan Densus 88 yang menembak yang bersangkutan dengan alasan melawan perlu ada investigasi dari pihak berwenang,” ucap Prof Mu’ti.

Keprihatinan yang sama disampaikan oleh Ketua Satgas Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban. Dalam twit-nya:

Inalilahi wainalilahi rojiun. Belasungkawa saya untuk keluarga almarhum dokter Sunardi. Ini adalah hari yang amat kelam dan melukai semua orang yang percaya serta berharap pada keadilan,” kicaunya, Jumat (11/3/2022).

Demikian juga, Ketua Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu, dr Eva Sri Diana Chaniago. Melalui twitter pribadinya, Dr. Eva menuntut keadilan atas meninggalnya terduga teroris Dr. Sunardi.

Baca Juga: Misteri Kematian Dokter Terduga Teroris di Solo

Demi Allah kami menuntut keadilan utk Dr Sunardi Kami menyelamatkan manusia dg jiwa raga Kami tidak akan berkhianat demi bangsa & negara,”tulisnya

Dokter spesialis paru paru ini bahkan menyayangkan sikap gegabah densus 88 yang dengan mudah memutuskan penembakan, padahal menurutnya dr.Sunardi baru ditetapkan sebagai terduga.

Jika siapa yg bersalah dgn mudah diputuskan & diselesaikan dg kematian dijalan Utk apa ada hukum & perangkatnya??,” tulisnya.

Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia menyesalkan terjadinya penembakan terhadap dr. Sunardi, seorang dokter yang juga aktivis kemanusiaan serta pendiri Lembaga Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI). Sebagaimana diketahui, dr. Sunardi ditembak mati oleh Tim Detasemen Khusus 88 (Densus 88) atas dugaan terorisme, Rabu (9/3).

Baca Juga: dr. Sunardi, Pahlawan Kemanusiaan yang Kukenal

Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad, mengatakan, penembakan mati di tempat tanpa proses peradilan yang dilakukan oleh Densus 88 adalah sebuah pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Karena tidak mengedepankan asas praduga tidak bersalah dan harus dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk itu, demi kemanusiaan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, MER-C meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk turun guna melakukan investigasi dan verifikasi atas insiden penembakan ini,” kata Sarbini melalui pesan tertulis kepada Republika.co.id, Jumat (11/3). (*Akrom)

Tentang Penulis

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button