dr. Sunardi, Pahlawan Kemanusiaan Yang Ku-Kenal (Part 1)
Andalus.or.id- dr. Sunardi, namanya tiba-tiba mendadak ramai diperbincangkan setelah densus 88, melakukan operasi penangkapan dengan tembak mati terduga teroris tersebut, banyak publik yang tidak menyangka, apa benar dr. Sunardi adalah sosok teroris yang menakutkan.
Inilah, kesan mendalam yang kami tau ketika bertemu dengan sosok dr. Sunardi :
1. Bekerja Untuk Kemanusiaan
Kalem. Santun. Ramah. Peduli sosial tinggi. Menjaga shalat berjamaah. Peduli dunia Islam. Sedih dengan derita kemanusiaan.
Kalimat dan kata di atas tentu tidak cukup untuk mewakili penilaian saya kepada beliau – Rahimahullah -. Mungkin Anda yang pernah berjumpa dengan beliau, punya cerita dan penilaian sendiri. Seperti saat berobat, atau mengantar masyarakat miskin untuk berobat di Klinik beliau, Hilal Ahmar. Samping masjid Muhajirin, Semanggi, Pasar Kliwon. Surakarta.
Baca Juga: Jenazah Dokter Terduga Teroris di Solo, Tiba di Rumah Duka
Cukup lama kami kenal beliau, sebab saya sering mengisi Khutbah Jum’at rutin di masjid Muhajirin itu. Terkadang selepas jumat, kita bincang² di Masjid, atau di Klinik. Terkadang beliau menjamu para khothib jumat di klinik GRATIS tersebut.
Beberapa kali saya mengantar santri yang tidak mampu untuk mendapatkan pengobatan di Klinik beliau. Dan juga masyarakat, terutama jamaah masjid, kami antar untuk pengobatan di sana. Dilayani dengan baik oleh beliau dan teamnya.
Baca Juga: Misteri Dibalik Kematian dr. Sunardi, Terduga Teroris di Solo
Salah satu kakinya pincang. Karena sebuah kecelakaan. Pernah saya dengar cerita dari Team medis, bahwa kecelakaan itu saat beliau mengantar bantuan medis ke sebuah lokasi bencana alam (saya lupa persisnya dimana).
Hingga beliau gugur ditembak oleh Densus 88. Beliau masih mengenakan tongkat. Shalat pun demikian. Sangat, tidak masuk akal kalau beliau agresif melawan sebagaimana keterangan dari pihak kepolisian.
Terlepas dari tuduhan apapun yang dialamatkan kepada beliau, saya yakin beliau adalah orang berjasa bagi negeri ini. Bayangkan, mulai konflik Ambon, Bencana Alam di Indonesia, bahkan bencana kemanusiaan di luar negeri seperti, Palestina, Suriah, Rohingnya bahkan Afghanistan, beliau menorehkan jasa yang luar biasa. Tanpa pamrih.
Beliau sering cerita, kalau mengobati pasien, beliau selalu mengedepankan sumpah dokter. Yaitu tanpa kenal kulit, suku, agama, ataupun yang lainnya. Saya kira masjid² Solo Raya dan Pesantren banyak bekerja sama dengan beliau dalam pengobatan gratis, sunatan massal dan sejenisnya.
Oleh: Mas’ud Izzul Mujahid