Bisa Jadi dr. Sunardi Adalah Wali Allah
Andalus.or.id – Mendengar dr. Sunardi ditembak mati beberapa waktu lalu, saya terkejut. Hei, apa benarkah ini terjadi?! Apalagi menurut rumor beliau diduga atau disangka sebagai teroris. Saya tidak percaya. Entah siapa yang bertanggungjawab atas dugaan atau sangkaan itu. Jika perorangan siapa orangnya. Jika lembaga, siapa lembaganya. Pastinya status seseorang dalam hukum harus ada dasarnya. Jika sangkaan seberat itu tidak ada dasarnya, kita khawatir siapa pun bisa disangka apa pun. Dan siapa pun boleh menuduh apa pun. Betapa kacaunya jika itu terjadi.
Saya sempat sedikit mengenal dr. Sunardi. Saya sempat membaca juga sebagian tulisan dan buku yang ditulisnya. Setahu saya, beliau memang tidak banyak bicara. Qadarullah, saya tidak sependapat dengan beberapa pandangan beliau, khususnya tentang thibbun nabawi.
Baca Juga: Menuntut Keadilan Bagi Dokter Terguda Teroris
Saya tidak ingin menganggap beliau sebagai orang suci. Tapi, melihat amal beliau di bidang sosial dan beberapa cerita tentang beliau, saya menduga bisa jadi beliau seorang wali Allah. Kok bisa?
Kriteria Wali Allah
Apa itu wali Allah? Apa kriteria seseorang menjadi wali Allah? Wali Allah bukan orang yang bisa terbang di udara seperti Aladin. Bukan orang yang bisa berjalan di atas air. Tidak harus begitu. Wali Allah juga bukan orang gila.
Wali Allah adalah orang yang dicintai Allah karena keimanan dan ketakwaannya. Wali Allah itu tidak takut tentang masa depannya. Tidak bersedih atas apa yang sudah berlalu.
Ciri-Ciri Wali Allah
1. Beriman
2. Bertakwa
3. Taat kepada Allah dan Rasul
4. Zuhud terhadap dunia.
Cerita-cerita tentang dr. Sunardi adalah kisah-kisah bagaimana menjalani kehidupan dengan keimanan dan ketakwaan.
Secara lahir, kehidupan yang dijalani dr. sunardi adalah kehidupan yang dijalani oleh umumnya orang yang beriman. Atau katakanlah oleh dokter yang beriman. Beliau menjalani shalat jamaah dan shalat Jumat di masjid sebagaimana kebiasaan orang beriman. Beliau tidak menjadikan sakitnya sebagai alasan untuk tidak ke masjid. Walaupun untuk berjalan, beliau harus disangga dengan alat bantu.
Kadang-kadang, sambil membawa tongkat penyangga, beliau mendatangi ustadz yang mengisi khotbah. Beliau suka mendiskusikan masalah-masalah keislaman yang disampaikan oleh khatib Jumat. Atau kadang-kadang beliau mendatangi khatib sekadar meminta doa kebaikan.
Hari-harinya banyak digunakan untuk melaksanakan kegiatan sosial, melalui kegiatan pengobatan gratis serta bantuan kemanusiaan terhadap korban bencana alam, dan sebagainya.
Baca Juga: dr. Sunardi, Pahlawan Kemanusiaan yang Kukenal
Beliau termasuk dokter yang zuhud. Beliau melayani pasien dengan ramah, walaupun dalam kegiatan pengobatan gratis. Bagi beliau, pelayanan yang baik merupakan hak pasien, apakah ia pasien berbayar atau yang tidak berbayar.
Entahlah, apa yang membuat beliau dituduh teroris. Sebab belum pernah mendengar ada pengadilan yang digelar untuk mengadili beliau. Jika itu terkait kegiatan Hilal Ahmar Society di daerah-daerah konflik, saya pikir beliau melakukannya dalam rangka kemanusiaan sebagaimana kegiatan yang biasa dilakukannya. Sebagai solidaritas terhadap saudara-saudara muslim yang menjadi korban penindasan.
Tuduhan teroris memang sering tidak adil. Seorang dokter sebaik dr. Sunardi sudah dicap teroris. Bahkan sebagian orang zalim menganggapnya layak dibunuh dengan ditembak di jalanan. Tanpa pengadilan. Tanpa pembelaan.
Bagaimana tuduhan sekeji itu bisa dialamatkan ke dr. Sunardi, sedangkan para pembunuh di Papua tidak mendapat perlakuan sama?
Tuduhan teroris tidak pernah dilabelkan kepada Putin atas kejahatannya yang mencolok mata di Suriah dan Ukraina. Tidak pernah pula dilabelkan kepada George Bush atas kekejamannya di Irak dan Afghanistan. Tidak juga dilabelkan kepada Ariel Sharon atas kekejamannya terhadap anak-anak, wanita, dan orang tua di Palestina.
Baca Juga: Misteri dibalik Kematian Terduga Teroris di Solo
Kekejaman apa yang mengharuskan dokter Sunardi dituduh teroris? Bandingkan dengan kekejaman yang sudah nyata dilakukan oleh para pemimpin negara-negara itu? Siapa yang sebenarnya lebih pantas disebut teroris?
Jika benar dugaan saya, dr. Sunardi adalah seorang wali Allah, apa yang harus kita lakukan?
Pertama, kita harus mencintainya. Karena sebagai orang beriman, kita wajib mencintai orang beriman. Wajib mencintai seorang wali Allah.
Kedua, jangan memusuhi dan menyakitinya. Berat konsekuensi dari musuhi dan menyakiti wali Allah. Allah bisa mengumumkan perang kepada pelakunya.
Ketiga, kita harus membelanya. Setidaknya, jangan membantu siapa saja yang menyakiti dan memusuhinya.
Saya kira demikian. Kita tidak menganggapnya seorang yang suci di hadapan Allah.
Semoga Allah mengampunkan dosanya, melimpahkan kasih sayang-Nya kepadanya, dan menerima amal shalihnya. Semoga, tidak terulang lagi kezaliman yang serupa dengan apa yang menimpanya. Wallahu a’lam
Oleh: Hawin Murtadlo Bukhori