Khutbah Idul Adha: Tiada Kejayaan Tanpa Pengorbanan

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا . لا إله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده .

لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره المشركون ولو كره الكافرون ولو كره المنافقون. الله أكبر . الله أكبر ولله الحمد

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

فَإِنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَأَفْضَلُ الهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ r وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ َوكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

 

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah pencipta alam semesta ini. Di pagi yang cerah ini. Kita bisa berkumpul di tanah lapang ini untuk menunaikan shalat Idul Adha 1444 H. Seraya kita mengucapkan takbir, tahmid, tahlil dan tasbih. Ini menunjukkan kita sebagai umat yang satu. Kiblat yang satu, Tuhan yang satu yaitu Allahu ahad.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Pada hari ini kita mengenang pengorbanan suci nabi agung Ibrahim alaihissalam. Pengorbanan yang membawa beliau pada derajat yang tinggi sehingga digelari khalilullah kekasih Allah ta’ala. Beliau tukar kematian demi mendapatkan kehidupan. Sehingga Allah memerintahkan ummat ini untuk mengenangnya sepanjang tahun dan menjadikan Nya sebagai hari raya ummat Islam.

Hari yang kita peringati ini adalah hari ketika seorang manusia menjadi besar, seorang Nabi Allah, lbrahim aalihis salam sedang menapaki jalan terjal menuju ketinggian. Menjalani detik-detik paling menggetarkan dalam kehidupan jiwanya. Saat-saat ketika beliau benar-benar memutuskan untuk menyembelih puteranya tercinta. Allah abadikan dalam Al-Qur’an;

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS: 37: 102).

Nabi Ibrahim sebenarnya menyembunyikan gejolak besar dalam dirinya. Tetapi karena Ismail alaihissalam menjawab dengan tenang, “Lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu!” Niscaya kan kau dapati aku, Insya Allah, sebagai orang-orang yang sabar.”. Maka nabi Ibrahim pun mantap untuk menyembelih anaknya Ismail alaihissalam. Kemudian Allah ganti dengan domba kibas besar sebagai ganti penyembelihan tersebut.

 

Jama’ah shalat ‘iedul adha yang rahmati Allah ta’ala

Kisah-kisah sejarah selalu mengalir dengan darah dan air mata. Kisah kisah para nabi dan orang orang shalih senantiasa dipenuhi dengan berbagai ujian. Semakin tinggi keimanan seseorang, maka semakin tinggi pula ujiannya. Rasulullah bersabda:

عَنْ سَعْدٍ ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ ، أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاءً ؟ قَالَ: الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ ، يُبْتَلَى الْعَبْدُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ ، فَإِنْ كَانَ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاؤُهُ ، وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٍ ابْتُلِيَ عَلَى قَدْرِ ذَلِكَ

Dari Sa’ad berkata: Aku katakan: “Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau  menjawab, “Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya.” [HR. Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024, Ad Darimi no. 2783, Ahmad (1/185). Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 3402].

Seorang Nabi, ulama’ dan juga orang-orang shalih tidak mungkin lepas dari ujian. Jika ada seorang ulama’ dan orang shalih yang tidak pernah mendapatkan ujian berupa cemoohan dari kaumnya atau tekanan dari orang-orang yang tidak senang terhadap dakwah mereka, hakekatnya mereka belum masuk golongan ulama’ yang ‘amilin fi sabilillah. Dan hendaknya ia melihat, sudah benarkah pemahaman dan aqidahnya sehingga jalan yang ia tempuh landai-landai saja tanpa hambatan dan rintangan.

Ujian juga menjadi jalan yang akan menghantarkan seseorang menuju kemenangan. Hanya itulah; yang dapat mengantar setiap pribadi menuju muara kebesarannya. Dan hanya itulah yang dapat mengantar setiap umat menuju muara kejayaannya. Demikianlah akhirnya pengorbanan menjadi kisah panjang yang mengalir deras dalam sungai sejarah kemanusiaan.

Lihatlah bagaimana putera Adam, Habil, mempersembahkan hewan terbaik yang ia miliki sebagai persembahan kepada Allah unluk membuktikan kedalaman takwanya.

إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ

“… ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). (QS Al Maidah: 27)

Lihatlah betapa mirisnya perasaan ibunda Nabi Musa alaihissalam saat ia memutuskan untuk melepaskan bayi laki-lakinya terapung dari atas sungai;

 “…yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan, Yaitu: ‘Letakkanlah ia (Musa) di dalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir`aun) musuh-Ku dan musuhnya’. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku. (QS. Thoha : 38-39).

Nabi Nuh juga menghabiskan umur 950 tahun untuk berdakwah. Itupun hanya mendapatkan pengikut beberapa orang saja. Dan lihatlah nabi kita Muhammad telah berkorban demi dakwah dan jihad selama 22 tahun. Dan mari kita lihat para sahabat dari para muhajirin yang rela meninggalkan apa saja yang mereka miliki; harta dan keluarga demi menyelamatkan agama mereka. Demikian pula pengorbanan para sahabat anshar yang menerima saudaranya para muhajirin, menanggung kehidupan dan apa saja yang mereka butuhkan padahal banyak di antara mereka yang miskin.

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!

Dalam jiwa kita mungkin tersimpan satu pertanyaan; “Mengapa Sungai sejarah kemanusian selalu harus dialiri oleh darah dan air mata? Mengapa kita harus selalu berkorban? Tidak bisakah Allah menjadikan hidup ini tenang, di mana manusia hanya menyembah-Nya, di mana manusia hanya punya satu agama, di mana manusia tidak berbeda dalam pikiran, jiwa dan watak, di mana dunia ini menjelma taman kehidupan yang indah?” .

Ada rahasia yang Allah sembunyikan dalam berbagai pengorbanan, yaitu memisahkan antara yang baik dan yang buruk. Memisahkan antara orang orang munafik dan yang beriman. Memisahkan antara para tentara Allah dan wali-walinya dengan tentara taghut dan juga wali wali syetan.

Allah ta’ala tidak menurunkan Adam dan Hawa sendiri ke bumi. Allah menurunkan mereka berdua bersama Iblis yang akan menyesatkan Adam beserta segenap anak cucunya hingga hari kiamat. Maka hakikat ini telah nienjadikan panorama kehidupan kita akan senantiasa dipenuhi konflik antara kebaikan dan kejahatan, antara kebenaran dan kebatilan, antara tentara Iblis dan tentara Allah. Di sini tidak ada pilihan untuk tidak memihak. Dan karenanya setiap orang pasti harus berkorban, sebab setiap orang pasti terlibat dalam pertarungan abadi ini. Kalau seseorang tidak berada dalam kubu kebenaran, pastilah dia berada dalam kubu kebatilan. Dan tidak ada kubu pertengahan.

الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ ۖ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا

Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. (QS. An Nisa’: 76).

Begitulah saudara-saudaraku, pengorbanan menjadi harga mati bagi iman; di mana geliat imanmu hanya akan terlihat pada sebanyak apa engkau berkorban, pada sebanyak apa engkau memberi, pada sebanyak engkau lelah, pada sebanyak apa engkau menangis; dan puncak dari segalanya adalah saat di mana engkau menyerahkan harta dan jiwamu sebagai persembahan total kepada Allah ﷻ. Maka bertanyalah kepada diri sendiri; sudah berapa banyak yang engkau berikan? Sudah berapa banyak engkau meneteskan air mata? Sudah berapa banyak engkau lelah? Sudah berapa banyak? Sudah berapa? Sudah berapa banyak?

Begitulah saudara-saudaraku, pengorbanan menjadi harga mati bagi kemenangan. Setiap mimpi kemenangan dan kejayaan selalu diawali dengan kisah panjang pengorbanan. Maka Nabi lbrahim dinobatkan sebagai pemimpin umat manusia setelah Ia menyelesaikan kisah pengorbanannya yang begitu panjang dan begitu mengharubiru. Dan Rasulullah mencapai kemenangan akhirnya setelah melalui masa-masa pengorbanan yang penuh darah dan air mata.

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!

Syaikh Abdullah Azzam berkata:

Sejarah tidaklah ditulis melainkan oleh darah. Kejayaan tidaklah membangun gemilang ketinggiannya melainkan dari susunan tengkorak dan belulang. Kehormatan dan harga diri hanya bisa diraih dengan mempersembahkan jiwa dan raga. Empirium, orang-orang pilihan, negara, dan masyarakat terbaik tak akan bisa berdiri melainkan dengan keteladanan nyata. Sesungguhnya mereka yang mengira bahwa Islam bisa tegak, kenyataan dapat berubah, masyarakat dapat bergerak, tanpa simbahan darah, pengorbanan dan serpihan daging, tanpa persembahan jiwa-jiwa yang suci, sesungguhnya mereka belum mengerti hakikat dari Dien ini, dan mereka belum mengetahui tabiat jalan yang telah ditempuh oleh sebaik-baik Rasul dari barisan para Rasul (shalawat dan salam atasnya). [ wasiyyatu syaikh abdullah azzam ].

 

Marilah Kita tutup khutbah Idul Adha ini dengan memanjatkan doa kepada Allah ﷻ:

 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Tentang Penulis

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button